Langsung ke konten utama

Ketika Ingin Menyerah

 

picture from google

“Gua capek!” atau “Gua gak sanggup lagi!” atau mungkin “Gua nyerah aja deh, gua gak mungkin bisa!” ya keluhan seperti itulah yang akan akan keluar dari lisan atau batin kita ketika berkali – kali mengalami kegagalan. Terus lingkungan sekitar kalian biasanya akan berusaha menguatkan dengan bilang “ayo dong semangat” atau “kamu pasti bisa jangan sampai kamu nyerah ya”, itu kalau lingkungan kalian baik dan masih mendinglah untuk didengar. Kadang teman atau lingkungan kita malah ada yang bilang malah bikin suasana hati kita semakin kacau seperti “yaelah baru gitu doang, masa udah nyerah” atau membandingkan dengan dirinya “yaelah lu gitu doang, dulu gua bla bla bla.” Ya kalo itu sih emang gak enak banget didengar disaat kita lagi lelah atas berbagai kegagalan yang kita alami.

Terus kalau kita lagi ada diposisi itu kita harus gimana emangnya? Oke kita akan bahas ditulisan aku kali ini ya.

 

Sebelum kita bahas lebih lanjut, aku mau desclaimer dulu, disini aku bukan mau jadi orang yang sok bijak nasihatin kalian yang mungkin ada dalam posisi ini, tapi tulisan ini buat jadi pengingat juga ke aku pribadi ketika aku merasa ingin menyerah atas keadaan. Oke kita mulai ya…

 

Kalau ada yang tanya, pernah gak sih aku ngerasa ingin menyerah banget atas keadaan? Jawabannya absolutely pernah banget, bahkan cukup sering. Aku termasuk orang yang overthinking, kadang kalau lagi gak ada kegiatan yang membuat aku sibuk, aku akan kepikiran apa aja random, biasanya tentang apa yang udah aku alami, terus bisa tiba – tiba merasa ‘payah banget sih hidup aku’, atau kalau lagi bener kadang merasa bersyukur banget sama kebaikan yang Allah udah kasih sama aku, padahal aku sering banget berbuat dosa. Makanya biasanya aku alihin pikiran aku ini ke baca buku, nonton youtube, atau nulis kayak gini, biar gak overthinking yang aneh – aneh. Hehehe

 

Balik lagi ke judul tulisan aku, kalimat yang ada di paragraph pertama itu pernah banget aku alami. Merasa ada dititik terendah pun sampai ngerasa kayaknya Allah marah banget deh sama aku sampai kegagalan yang aku alami ini berkali – kali banget pun pernah. Kadang pun masih suka ngerasa begitu. Terus aku ngerasa ingin menyerah banget sama keadaan, kayak lebih baik aku gak usah usaha apa – apa, toh ujungnya kalau gagal akupun gak terlalu kecewa. Namun, Allah tuh emang baik banget, Dia selalu menguatkan kita dengan cara yang indah versiNya, dan kita kadang baru menyadari itu setelahnya.

 

Ketika kita merasa ingin menyerah, coba deh liat ke belakang dan ambil jeda sejenak, lalu pikirin sudah sejauh apa usaha kita, sudah sejauh apa langkah kita, dan mungkin garis finish itu udah sedikit lagi di depan kita, kita hanya perlu berjalan sedikit lagi buat sampai garis finish itu. Atau kalau kita merasa salah langkah ya kita coba putar balik, cari jalan lain, cari cara lain buat sampai garis finish itu. Istirahat dulu gapapa, tapi nanti lanjutin lagi. Dulu aku suka banget sama kata motivasi dari Thomas Alva Edison ketika diwawancarai atas penemuannya tentang bola lampu. Thomas Alva Edison ini menemukan bola lampu yang bisa menyala disaat percobaannya ke 1000, tapi apa yang dia bilang “Saya tidak pernah gagal menemukan bola lampu ini, tapi saya hanya tau 999 kali membuat bola lampu ini mati.” Kalian kebayang gak sih kalo Thomas Alva Edison ini menyerah pada percobaan ke 800, mungkin kita masih pakai lilin kali sampai saat ini. Sama kayak halnya Rasulullah, yang udah berkali – kali ditolak dakwahnya sama kaum Quraisy, bahkan sampai diancam dibunuh, tapi beliau gak nyerah buat berdakwah. Kadang jadi malu juga, kita usaha yang gak sampai nyawa kita terancam, hanya beberapa kali kegagalan Allah kasih tapi kita ingin menyerah, terus merasa Allah gak adil sama kita. Hey coba liat tokoh – tokoh hebat sebelum kita, apakah mereka menjadi hebat begitu saja, tanpa kegagalan? Tentu tidak, tapi mereka jadi hebat karena mereka bisa terus bangkit atas setiap kegagalan yang mereka alami, lalu mereka ambil pelajaran untuk memperbaikinya supaya mereka tidak lagi mengalami kegagalan yang sama.

 

Ketika kita ingin menyerah, lantas kita gak mau berusaha, tentu kita juga sudah menyalahi petunjuk dari Allah. Di dalam Al Qur’an yang merupakan petunjuk dan firman Allah sebutkan “Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-Ra’d: 11).

Dari ayat tersebut Allah minta kita berusaha semampu kita. Apapun itu lakukan semampu kita, tapi sebagai umat muslim ya kita juga harus berdoa kemudian hasilnya serahkan sama Allah. Kalaulah usaha kita gagal mungkin itu yang terbaik buat kita, karena balik lagi Allah lah yang Maha Tahu, sedangkan kita hanya sok tahu. Jadi ya jangan sampai ketika kita gagal lantas kita menyalahkan Allah dan mempertanyakan keadilan Allah. Allah itu udah sifatnya Maha Adil, ya jadi apa yang terjadi sama kita udah sesuai sama keadilan Allah, perkara orang lain gak mengalami apa yang kita alami, karena adil bukan berarti harus sama, dan setiap orang ada ujiannya masing – masing sesuai kesanggupannya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

 

Jadi ya, ketika kita ingin menyerah, ambil jeda dulu sejenak, lalu pikirkan baik – baik langkah apa yang akan kita pilih selanjutnya. Kita hebat bukan atas keberhasilan, tapi atas mampunya kita bangkit dari setiap kegagalan.

 

Buat kamu yang sedang merasakan yang sama, semangat ya. Basi sih tapi cuma itu yang bisa aku katakan buat kamu…

Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesempatan Hanya Datang Sekali!

Assalamualaikum kawan... Kali ini saya hanya ingin berbagi motivasi dan pengalaman sama kalian semua. Nah untuk judaul artikel yang satu ini pasti sudah umum banget untuk di perbincangkan, dan tentunya kalian pasti pernah ngalamin sendiri kejadian seperti ini, yah sama halnya dengan saya. KESEMPATAN? apa sih yang ada di benak kalian ketika mendengar kata itu? Tentunya banyak sekali definisi atau pengertian yang kalian tahu mengenai kata tersebut.

Cara Mengecek Baterai Handphone

Assalamualaikum.. Kawan kali ini saya ingin berbagi pengetahuan sama kalian yang sebenernya udah cukup lama di dapat tapi baru sempat share.. Nah zaman sekarang tuh, teknologi sudah berkembang dengan sangat cepat, dan tentunya handphone sudah tidak asing dengan kehidupan orang-orang. Apalagi gak sedikit juga yang ketergantungan sama hp.. hayoo ngaku.., heheh Nah, pernah gak sih kalian ngerasa kok baterai hp kalian boros banget atau kok kalo di charge gak penuh-penuh? Kemungkinan besar hal itu bisa terjadi karena ada masalah dengan baterai hp kalian.. gak usah terlalu banyak prolog langsung aja ya..

‘ENAK’ HIDUP DI ZAMAN RASULULLAH

picture from google Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa “Masa yang terbaik adalah pada masa ku (Rasulullah), kemudian masa berikutnya dan masa berikutnya.” Bisa dibayangkan saat ini kita hidup dimasa yang sangat jauh dengan masa Rasulullah, dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa masa kita saat ini sangat berbeda jauh dengan masa Rasulullah dimana keimanan para sahabat Rasulullah yang sangat luar biasa tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan keimanan kita saat ini. Bisa kita ambil contoh salah satu sahabat yang kekayaannya sangat luar biasa, dijamin masuk surga, termasuk dalam salah satu Khalafaur Rasyidin (Pemimpin yang bijaksana). Utsman bin Affan. Itulah nama beliau, dimana beliau juga termasuk kedalam sahabat yang awal mengimani Rasulullah setelah diajak oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Beliau termasuk sahabat Rasulullah yang memiliki kekayaan melimpah, tapi dari kekayaan itu tidak menjadikan beliau cinta dunia dan gelap mata lantas menghambur – hamburkan ke dalam kesenangan f