Langsung ke konten utama

Cintamu Palsu!

 

picture from google

Kalaulah kita sebagai umat muslim ditanya, “siapa yang paling dicintai?”, lantas kita dengan yakin dan PDnya menjawab “Allah dan Rasul-Nya”. Namun, seperti yang kita ketahui bukankah cinta itu butuh pembuktian. Lalu apa yang kita dapat buktikan dari yang katanya cinta sama Allah dan Rasul Nya. “Aku menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang” dengan yakinnya kita menjawab. Tapi coba kita cek dulu yuk, apa kita benar – benar cinta sama Allah dan Rasul-Nya?

Sungguh benar yang para pujangga katakana, bahwasannya cinta selalu butuh pembuktian dan pengorbanan. Lantas bagaimana kita sebagai muslim membuktikan cinta kita kepada Allah dan Rasul Nya? Jawabannya sesederhana melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, tapi praktiknya tidak sesederhana apa yang kita ucapkan. Pertama, melaksanakan segala perintah Allah dan RasulNya, apa saja sih yang Allah perintahkan ke kita sebagai muslim? Ibadah. Ya, Allah hanya perintahkan kita buat ibadah, bahkan ditulis jelas dalam Al Qur’an yang artinya “Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”. Contoh dari ibadah ini banyak banget, mulai dari shalat, menuntut ilmu, puasa, zakat, pergi haji, menikah, sedekah, dll deh, bahkan kita mencari nafkah juga termasuk ibadah. Kedua, menjauhi larangan Allah. Nah larangan Allah apa saja sih? Pasti udah pada tahu, contoh yang Allah larang tuh mencuri, riba, zina, termasuk pacaran karena mendekati zina, dll.

Pernah dalam sebuah kajian yang disampaikan oleh ustadz Fatih Karim membuat saya sangat tertohok. “Faktanya menjalankan apa yang Allah perintahkan jauh lebih mudah daripada menjauhi apa yang Allah larang”, tutur beliau. Kemudian beliau melanjutkan dengan memberi contoh, kita mah yang di majelis ini saya yakin pada shalat 5 waktu, bahkan ada yang ditambah dengan shalat sunnah lainnya, shalat pergi ke masjid, eh tapi pergi naik motor yang masih kredit (ada ribanya). Lalu beliau lanjut memberikan contoh yang lain, disini yang masih jomblo yakin kalo jodoh sudah Allah atur bukan? Tidak akan pernah salah dan tidak akan pernah tertukar bukan? Dan pasti di waktu yang tepat?, lalu semua peserta menjawab “iya”. Kemudian ustadz faith karim melanjutkan, lantas berapa banyak anak muda yang masih pacaran? Bukankah pemuda pemudi muslim tahu betul bahwa pacaran itu Allah larang? Nah parahnya lagi nanti kalo putus nyalahin Allah, bilang “Ya Allah kenapa Kau begitu jahat, kenapa kau tak membuat aku dan darinya berjodoh?” Astagfirullah. Contoh lain terkait rezeki, semua umat muslim tahu betul bahwa rezeki sudah Allah atur, tapi kenapa masih ada muslim yang mencuri atau korupsi? Apa keyakinannya itu sudah benar – benar yakin atau malah hanya di mulut saja.

Katanya cinta, tapi kok gak yakin? Padahal apa yang Allah perintahkan dan apa yang Allah larang sungguh itu untuk kebaikan makhluk-Nya. Allah melarang riba, karena apa? Karena merugikan orang lain (si peminjam atau si pelaku riba). Lalu, Allah melarang pacaran, karena apa? Karena itu merugikan si pelaku pacaran, masih untung kalau hanya sakit hati, bahkan tak sedikit perempun yang keperawanannya hilang karena pacaran. Naudzubillah. Terus ada yang ngeyel menjawab, bukankah rasa cinta kita kepada lawan jenis itu Allah yang berikan, terus mengapa Allah melarang kita mengespresikan rasa cinta kita? Sungguh Allah tak melarang kita mengekspresikan rasa cinta kita kepada lawan jenis, Allah sudah kasih cara yaitu dengan menikah apabila saling mencintai, kalau belum mampu maka kita disuruh berpuasa. Terus ada yang masih kekeh ngeyel ngejawab, tapi kan nikah gak mudah, butuh saling kenal, saling memahami dan butuh modal. Ya iya nikah gak mudah, makanya itu membuktikan keseriusan orang untuk menunjukan cintanya. Kalaulah kita butuh saling mengenal ada cara ta’arauf, yang didampingi mahram atau pihak ketiga. Jadi gak ada istilahnya pihak yang dirugikan. Dan kalau yang pacaran itu benar – benar cinta atau hanya nafsu.

Ya intinya, kalaulah kita sebagai muslim mengaku cinta sama Allah, cukuplah kita sebagai makhluk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, tanpa tapi dan tanpa nanti. Dan yakin deh kalau Allah akan ngebalas cinta hambaNya, dengan berkali – kali lipat rasa cinta kita kepada Nya. Itu sih pesan untuk diri saya sendiri juga. Dari ku yang sedang gundah gulana. Semoga Allah selalu mudahkan setiap langkah kita untuk menunjukan cinta kita kepada Nya. Cinta dengan sebenar –benarnya rasa cinta, bukan cinta yang palsu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf, Tolong dan Terima Kasih

picture from google “Ah lu begitu aja baper?” kata salah seorang kepada temannya yang katanya merupakan teman dekat. Tapi sebenarnya seorang tersebut sudah bercanda keterlaluan. Kalau kejadiannya di zaman sebelum kata baper itu menjadi viral mungkin orang tersebut menurut budaya seharusnya meminta maaf, maka hal tersebut adalah perilaku normal di masyarakat dengan budaya ketimuran. Semenjak kata – kata baper dan sejenisnya viral justru apabila orang yang kita ejek marah atau sakit hati justru menjadi suatu hal yang tidak normal, dan orang yang mengejek tersebut akan mengatakan hal seperti kalimat diawal tulisan ini. Sejatinya kata maaf adalah sebuah kata yang harusnya kita ucapkan apabila kita melakukan kesalahan, tidak peduli kita lebih tua atau lebih muda dari orang yang kita sakiti. Orang yang meminta maaf pun tidak harus melulu orang yang salah, tapi orang yang bisa meminta maaf terlebih dahulu bahkan meskipun ia tidak salah merupakan orang yang berjiwa besar. Selain minta maaf, ...

Buat Apa Susah-susah Belajar, Ujungnya Gak Kepake!

  picture from google “Ngapain sih kita belajar integral, matriks, turunantoh ujungnya kalo beli siomay gak akan ditanyain integral sama abangnya!” Celetuk seorang siswa dalam sebuah kelas setelah selesai pelajaran matematika. “Iya kalo di fisika juga sama, ngapain coba kita pusing – pusing belajar gerak parabola, emang ada atlet basket yang mau shooting ngitungin sudutnya dulu, kecepatannya berapa biar bisa masuk ke ring, yang ada keburu diambil lawan bolanya” tambah temannya yang lain. Yups, setiap pelajar pasti pernah memikirkan hal ini. Pasalnya mereka merasa apa yang mereka pelajari tidak berguna untuk kehidupan mereka. Udah pusing – pusing, tapi gak bermanfaat kan kayak sia – sia perjuangan. Eiitsss, tapi jangan buru – buru menghakimi, sesuatu yang kita pelajari itu sia – sia, karena sesungguhnya belajar apapun itu tidak akan sia – sia. Lantas akan muncul pertanyaan ‘Buat apa kita pelajari itu semua kalo gak kepake buat kehidupan kita?’ Oke, buat para pelajar yang sed...

LEMAHNYA IMAN

  picture from google Pernah gak sih kalian merasa, kok hidup gua gini – gini aja ya? Atau merasa kok hidup dia banyak banget ya Allah kasih privilege sedangkan gua nggak? Atau pikiran – pikiran lainnya yang bisa buat efek negative justru di hidup kalian. Yups pasti semua orang pernah merasa seperti itu. Tapi tahukah kalian, kalau pikiran seperti itu hadir dari lemahnya iman kita sama Allah. Astagfirullah. Sebelum ke bahasan selanjutnya, saya disclaimer dulu, kalau saya menuliskan ini bukan berarti iman saya sudah kuat atau saya sudah paling taqwa. Sungguh tidak sama sekali seperti itu, tapi saya tuliskan hal ini justru buat jadi pengingat buat saya pribadi. Oke kita langsung ke topic kali ini. Dan mohon maaf kalo agak sedikit curcol, heheh Jadi beberapa bulan silam saya merasa hidup saya seperti kehilangan arah karena satu dan lain hal, yang tak perlu saya ceritakan disini. Singkat cerita saya pun merasa bingung terkait ‘apa tujuan hidup saya sebenarnya’ padahal kalo saja...