![]() |
picture from google |
Pernahkan
Anda berpikir, mengapa setiap orang mempunyai pola pikir dan pola sikap yang
berbeda? Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Sebagai contoh, ada dua orang yang
mendapatkan permasalahan yang sama, tapi orang tersebut mempunya respon yang
berbeda, atau ada dua orang menonton berita bersama tentunya isi berita, orang
yang menyampaikan, waktu penyampaian bahkan media penyampaian berita tersebut
pun sama, tapi bisa jadi kedua orang tersebut memberikan respon yang berbeda.
Nah apa sih yang mempengaruhi itu terjadi atau penyebab utama semua itu?
Jawabannya adalah INFORMASI.
Saya
pertegas kata informasi disini karena inilah penyebab dari setiap pola pikir,
pola sikap atau bahkan keyakinan kita dalam menghadapi sesuatu. Misalnya keadaan
yang sama dihadapi oleh dua orang bisa menyebabkan perbedaan respon yang
diberikan, hal tersebut disebabkan oleh perbedaan informasi sebelumnya yang
diterima oleh kedua orang tersebut. Sebagai contoh, si A biasa mendapatkan
informasi terkait selalu berpikir positif karena buku yang ia baca adalah buku
– buku self improvement, sedangkan si B biasa mendapatkan informasi terkait
drama – drama karena ia biasa menonton drama korea atau sinetron, maka respon
yang diberikan oleh kedua orang ini tentu akan berbeda. Si A akan selalu
berpikir positif saat menghadapi sebuah masalah, sedangkan si B cenderung akan
bersikap ‘lebay’ atau mengutamakan
perasaannya saat menghadapi masalah.
Informasi
dapat diperoleh dengan berbagai cara, jadi dalam kata lain informasi tidak
hanya diperoleh dari buku – buku bacaan saja, buku bacaan hanya salah satu dari
berbagai cara memperoleh informasi. Informasi dapat diperoleh dari tontonan,
diskusi dengan orang lain, jurnal – jurnal ilmiah, bahkan dari sekedar media
sosial yang sering kalian lihat. Informasi
yang kalian terima ini nantinya akan menjadi sebuah pemikiran, kemudian apabila informasi tentang suatu hal terus
menerus kalian terima akan membentuk suatu keyakinan,
setelah itu akan menghasilkan tindakan yang
akan kalian berikan berdasarkan informasi yang telah diterima, apabila tindakan
tersebut dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan, dan kebiasaan yang secara
berulang kalian lakukan ini akan menjadi kepribadian.
Dalam islam sudah dijelaskan bahwa seharusnya seorang muslim apabila ia ingin
bertaubat maka ia diharuskan berkumpul dengan orang – orang shalih, bukan
karena islam tidak toleran, tapi dengan tujuan supaya kita yang baru ingin
bertaubat dapat memperoleh informasi – informasi baik dari orang – orang shalih
ini. Islam pun menjelaskan terkait pentingnya informasi, yakni informasi akan membentuk aqliyah (pola pikir), kemudian dari
aqliyah akan terbentuk nafsiyah (pola
sikap), dan selanjutnya menjadi syaksiayah
(kepribadian).
Kepribadian
ini dapat dibentuk sedini mengkin, tentunya apabila kita ingin membentuk sebuah
kepribadian yang baik, cerdas, tangguh, tanggung jawab, maka kita harus mencari
informasi – informasi yang serupa. Tidak akan mungkin kita dapat membentuk
kepribadian yang kuat tapi tontonan kita justru drama – drama Korea yang ‘bucin’,
tidak akan mungkin kita membentuk kepribadian yang cerdas tapi yang kita follow
di instagram akun – akun ‘tiktokan’ yang lebih banyak ‘unfaedah’ nya. Tidak akan
mungkin kita membentuk kepribadian yang baik, tapi justru bacaan kita adalah
bacaan – bacaan yang jauh dari segi kebaikan. Dalam islam pun sudah ada sebaik –
baik informasi yakni Al – Qur’an dan Hadits, sebaik – baik contoh teladan
perilaku yakni Rasulullah. Panduannya sudah amat sangat lengkap, tinggal kita
yang mau memilihnya atau tidak.
So,
linearkan
informasi kita dengan tujuan kepribadian yang kita inginkan.
Sumber
: kajian Yes Yuk Ngaji Jakbar disampaikan oleh trainer Asep Maulana
Komentar
Posting Komentar