Langsung ke konten utama

Rezeki Udah Ada yang Ngatur, Terus Ngapain Kerja?

Assalamu'alikum warrahmatullahi wabarakatu..
Alhamdulillah saya bisa kembali lagi menyapa para readers sekalian.. Kayak banyak aja yang bakal baca hehehe.

Tema kali ini agak membuat kita mikir nih, sebenernya udah lama mau sharing soal rejeki karena banyak banget mungkin yang bertanya - tanya  terkait konsep rejeki itu sendiri.
Oh iya saya dapet ilmu ini dari kajian yang saya hadiri di Yuk Ngaji Jakbar (kebetulan dekat dengan rumah saya) dan trainernya saat itu adalah Mas Asep Suwandi. Ada beberapa sumber lain juga yang saya ambil yaitu dari ceramahnya Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad (silahkan cari sendiri di channel youtube dan akun ig nya).

Nah tanpa perpanjang prolog langsung aja ya kita bahas.. cekidot..

picture from google


Suatu ketika saya sedang berselancar di instagram kemudian ada akun kajian ustadz Adi Hidayat gitu, dan disitu Ustadz Adi Hidayat berkata "Rejeki itu sudah dijamin Allah, buat apa kalian kerja untuk dunia mati - matian sampe lupa ibadah, yang belum dijamin itu surga kita". Intinya kurang lebih seperti itu. Dalam Al - Qur'an juga disebutkan terkait rezeki yang sudah dijamin silahkan dicek QS. 11 : 6, QS. 65 : 2, QS. 17 : 31, QS. 71 : 10- 11, QS. 24 : 32, QS . 14 : 7, QS. 2 : 245, QS. 53 : 39. Nah itu banyaknya ayat Al - Qur'an yang menjelaskan tentang konsep rezeki. 


Dari paragraf sebelumnya yang saya tulis, maka akan timbul pertanyaan baru. Kita yakin 100% gak kalo rejeki tuh Allah udah jamin? Jawabannya ada dalam diri masing - masing. Terus pertanyaan lain yang muncul adalah kalo rejeki udah dijamin buat apa kita kerja? Toh kerja sama gak kerja tetap akan dapet rejeki itu kan?

Jadi gini gais, pertama yang harus kita pahami adalah rejeki itu berbeda dengan gaji gais. Rejeki itu adalah segala bentuk nikmat dari Allah, contohnya kita punya tubuh yang lengkap, kita sehat, kita masih Allah kasih hidup sampai saat ini, kita punya keluarga, kita punya teman - teman yang baik, kita masih bisa makan dan minum, dan lain sebagainya yang gak akan bisa kita sebutkan satu persatu, termasuk kita masih dalam keadaan islam dan beriman, itu semua wajib kita syukuri. Nah perihal gaji, itu adalah bagian kecil dari rejeki yang Allah kasih ke kita dan tentu wajib kita syukuri juga. Oh iya rejeki ini prinsipnya juga gak akan tertukar gais beda sama sendal jepit yang kadang tertukar di masjid hehehe

Kita ambil contoh ada banyak orang yang gak punya gaji tapi ia tetap bisa hidup dengan nyaman, dan ada berapa banyak orang yang punya gaji gede tapi gak bisa hidup nyaman. Loh kok gaji gede gak bisa hidup nyaman, ya karena ia kurang bersyukur jadi ia terus berambisi mencari lebih, lebih dan lebih sampe semuanya hilang begitu saja dan ia tidak bisa menikmati itu, tapi orang yang gak punya gaji itu bisa hidup nyaman karena ia pandai bersyukur atau segala nikmat yang Allah kasih, ia memang tidak punya gaji yang setiap mau makan harus jualan dulu, hari ini bisa makan besok urusan nanti tapi mereka tetep bersyukur. Bukankah kata Allah siapa yang bersyukur maka akan ditambah nikmatnya oleh Allah, dalam bentuk apa nikmat itu urusan Allah. 

Terus buat apa kerja? Berapa banyak orang yang kerja mati - matian tapi rejekinya segitu - gitu aja dan berapa banyak orang yang gak kerja tapi bisa kaya entah dari mana. Apakah kalo kita gak kerja rejeki kita juga akan tetep turun? Jawabannya iya. Pernah gak sih kalian lapar, terus gak punya uang sama sekali buat beli makan, nah terus kalian gak ngapa - ngapain gak ada angin gak ada hujan terus ada temen kalian yang nraktir kalian makan, saya sering mengalami hal itu hehehe.

Oke balik ke pertanyaan awal buat apa kita kerja? jadi gini gais kita kerja itu niatkan untuk ibadah dan tujuannya memang untuk ibadah. Perihal apa yang kita dapat atau hasil dari kerja kita serahkan pada Allah. Nah karena kerja ini adalah bentuk ibadah kita kepada Allah jadi pilihlah pekerjaan yang halal dan yang Allah ridho, karena apa, karena itulah yang dihisab, ketika kita kerja di tempat dan profesi yang halal maka itu akan menjadi ladang pahala buat kita, tapi ketika kita memilih pekerjaan yang tidak halal, contohnya mencuri, maka itu akan jadi ladang dosa buat kita. Perihal hasil yang di dapat akan sama saja gak akan pernah tertukar. Saya ambil contoh misal ada orang yang bekerja di sebuah perusahaan dia mendapat gaji 6 juta, terus ia kasih ke istrinya 5 juta, terus ia harus ganti ban motor di jalan karena bocor 300 ribu, uang dia tinggal 700 ribu, itulah sesuangguhnya rejeki dia, bukan yang 6 juta tadi. Sama ketika ia merasa kurang dengan gajinya itu, ia korupsi uang perusahaan 20 juta, terus ketahuan di penjara, ia harus membayar tebusan dan pengacara, habis uang 20 juta itu, rejeki ia tetap hanya 700 ribu tadi. Nah ngerti kan sekarang..

Ada lagu anak - anak yang pernah saya dengar dari ceramah Ustadz Adi Hidayat kalau lagu itu adalah lagu tauhid banget, yaitu lagu "Cicak - cicak di Dinding", dilagu itu disebutin bahwa cicak itu makannya nyamuk, tapi si cicak hanya bisa merayap dan si nyamuk bisa terbang, kalau kita pikir pakai logika gimana caranya si cicak makan nyamuk yang terbang, padahal si cicak hanya bisa diam - diam merayap, tapi di lagu itu di jelaskan bahwa ketika cicak diam - diam merayap, kemudian datang nyamuk, jadi yang datang adalah si nyamuk bukan cicak yang justru berusaha terbang untuk makan nyamuk. Dari lagu itu kita bisa belajar bahwa rejeki itu akan datang kalau memang itu rejeki kita dan sekali lagi saya ingatkan tidak akan pernah tertukar, kalo barang atau uang kita hilang so artinya itu bukan rejeki kita.

Segitu aja yang bisa saya sampaikan karena keterbatasan ilmu yang saya miliki, ini hanya sharing dari apa yang saya dapat. Wallahu alam bi showab, semoga bermanfaat.
Wasslam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buat Apa Susah-susah Belajar, Ujungnya Gak Kepake!

  picture from google “Ngapain sih kita belajar integral, matriks, turunantoh ujungnya kalo beli siomay gak akan ditanyain integral sama abangnya!” Celetuk seorang siswa dalam sebuah kelas setelah selesai pelajaran matematika. “Iya kalo di fisika juga sama, ngapain coba kita pusing – pusing belajar gerak parabola, emang ada atlet basket yang mau shooting ngitungin sudutnya dulu, kecepatannya berapa biar bisa masuk ke ring, yang ada keburu diambil lawan bolanya” tambah temannya yang lain. Yups, setiap pelajar pasti pernah memikirkan hal ini. Pasalnya mereka merasa apa yang mereka pelajari tidak berguna untuk kehidupan mereka. Udah pusing – pusing, tapi gak bermanfaat kan kayak sia – sia perjuangan. Eiitsss, tapi jangan buru – buru menghakimi, sesuatu yang kita pelajari itu sia – sia, karena sesungguhnya belajar apapun itu tidak akan sia – sia. Lantas akan muncul pertanyaan ‘Buat apa kita pelajari itu semua kalo gak kepake buat kehidupan kita?’ Oke, buat para pelajar yang sed...

LEMAHNYA IMAN

  picture from google Pernah gak sih kalian merasa, kok hidup gua gini – gini aja ya? Atau merasa kok hidup dia banyak banget ya Allah kasih privilege sedangkan gua nggak? Atau pikiran – pikiran lainnya yang bisa buat efek negative justru di hidup kalian. Yups pasti semua orang pernah merasa seperti itu. Tapi tahukah kalian, kalau pikiran seperti itu hadir dari lemahnya iman kita sama Allah. Astagfirullah. Sebelum ke bahasan selanjutnya, saya disclaimer dulu, kalau saya menuliskan ini bukan berarti iman saya sudah kuat atau saya sudah paling taqwa. Sungguh tidak sama sekali seperti itu, tapi saya tuliskan hal ini justru buat jadi pengingat buat saya pribadi. Oke kita langsung ke topic kali ini. Dan mohon maaf kalo agak sedikit curcol, heheh Jadi beberapa bulan silam saya merasa hidup saya seperti kehilangan arah karena satu dan lain hal, yang tak perlu saya ceritakan disini. Singkat cerita saya pun merasa bingung terkait ‘apa tujuan hidup saya sebenarnya’ padahal kalo saja...

AKU MALU

  Karya : Arum Setyarini   Aku malu Ketika di bumi Palestina umat bersatu Aku hanya bisa menggerutu Atas masalah remeh temehku yang tak sepadu Dan aku tak sanggup membantu Juga bibirku begitu kelu Untuk mereka yang tengah memperjuangkan agama – Mu   Aku sungguh malu pada mereka Anak – anak, orang tua, dan pemuda yang menjadi syuhada Yang sudah mendapat balasan surga Sementara aku, yang masih berusaha menyembuhkan luka Luka yang amat tak seberapa Dibanding dengan mereka yang ada di jalur Gaza   Aku teramat malu pada mereka Karena merasa iba pada warga Palestina Padahal sebaliknya Mereka yang mempertahankan Al Aqsa secara nyata Sejatinya begitu dekat dengan surgaNya Sementara aku, yang hisabnya entah bagaimana Disini, hanya bisa merangkai kata Tak lupa mengirim untuaian doa   Aku benar – benar malu Disana mereka menghidupkan malam dengan begitu menggebu Di sepuluh malam terakhir Ramdhan- Mu Dengan perlengka...