Untuk artikel yang satu ini, sebelumnya gue mau minta maaf sama salah satu temen gue.. Hehehe

Langsung aja ya di mulai sharing nya.
Walaupun sebenernya nih cerita udah agak basi, tapi gak masalahlah.
Pada suatu hari (lebih tepatnya saat gue masih SMP) gue dan sekelompok temen-temen gue ingin liburan karena pada saat itu juga adalah pas liburan dan kalo gak salah juga karena saat itu ada beberapa teemen gue yang habis ulang tahun.
Hari itu kami berencana untuk pergi ke ragunan, tapi berhubung di ragunan tidak ada apa-apa akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke kota tua. Dalam perjalanan kami sempat berpisah dengan beberapa temen gue karena ada beberapa orang yang naik kendaraan pribadi, tapi lebih banyak yang naik bus transjakarta.
Sampai di tengah perjalanan saat sudah dekat dengan halte stasiun kota dan tidak mungkin kita turun dari dalam bus, tiba-tiba salah seorang teman kami (yang naik kendaraan pribadi) menelpon kami dan berkata "weh lu pada dimana? udah sampe belom, kalo bisa turun ntar turun yah dihalte berikutnya" sambil menangis. Sontak kami pun bingung, mengapa ia menangis dan mengapa ia menyuruh kami semua turun.
Lalu kami pun menjawab " emang kenapa? kita udah mau sampe stasiun kota, udah deket banget dan gak mungkin turun di halte lain" masih percakapan dalam telfon. Dan ia berkata lagi "udah kalo nggak balik aja jangan ke kotu" sambil menangis. Kami pun semakn bingung mengapa kita tidak boleh ke kotu.
Dan tidak lama kemudian kami sampai di halte stasiun kota. Dan mau tidak mau kita harus turun. Lalu kami pergi ke lorong yang ada di dalam helte itu. Tidak lama kemudian salah seorang teman saya yang menelpoon kami tadi datang sambil menangis cukup kejer lah datang menghampiri kami semua.
Semua mata yang ada pada saat itu pun menatap kami dengan tatapan penuh kecurigaan. Yang mungkin ada di pikiran mereka adalah kita yang menangisi salah seorang temen saya itu. Lalu balik ke dalam cerita, ia pun menceritakan alasannya kepada kami mengapa ia menyuruh kami untuk jangan pergi kotu. Dan alasannya yaitu karena 'BADAI', ya ia bilang pada saat itu ada badai di daerah mana gitu (lupa), dan itu lokasinya tidak jauh dari kotu.
Sontak kami bingung dan saat itu kami pun percaya (masih lugu), dan akhirnya kami berunding berhubung sudah siang kami putuskan untuk pergi ke Waroeng Steak (dekat CL) dengan penuh rasa kecewa. Setelah makan kami bingung mau kemana selanjutnya. dan akhirnya kami memutuskan untuk ke CL karena paling dekat dari WS (padahal tadinya kami sepakat untuk tidak ke mall). Dan sebelum itu ia bilang ia gak ikut ikut ke CL karena takut. Dan setelah lelah kami pun pulang dengan rasa kecewa karena tidak jadi ke kotu.
Dan ternyata teman saya itu jadi ikut ke CL, dan yang paling bikin nyesek adalah TIDAK ADA BADAI SAMA SEKALI. Dan kami cukup iri dengan sekelompok teman saya yang lain yang pada saat itu juga pergi kekotu dan ia foto-foto disaana. Dan kami baru menyadari (lebih tepatnya saya) karena percaya akan ada 'BADAI' padahal hari itu sangat cerah.
Langsung aja ya di mulai sharing nya.
Walaupun sebenernya nih cerita udah agak basi, tapi gak masalahlah.
Pada suatu hari (lebih tepatnya saat gue masih SMP) gue dan sekelompok temen-temen gue ingin liburan karena pada saat itu juga adalah pas liburan dan kalo gak salah juga karena saat itu ada beberapa teemen gue yang habis ulang tahun.
Hari itu kami berencana untuk pergi ke ragunan, tapi berhubung di ragunan tidak ada apa-apa akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke kota tua. Dalam perjalanan kami sempat berpisah dengan beberapa temen gue karena ada beberapa orang yang naik kendaraan pribadi, tapi lebih banyak yang naik bus transjakarta.
Sampai di tengah perjalanan saat sudah dekat dengan halte stasiun kota dan tidak mungkin kita turun dari dalam bus, tiba-tiba salah seorang teman kami (yang naik kendaraan pribadi) menelpon kami dan berkata "weh lu pada dimana? udah sampe belom, kalo bisa turun ntar turun yah dihalte berikutnya" sambil menangis. Sontak kami pun bingung, mengapa ia menangis dan mengapa ia menyuruh kami semua turun.
Lalu kami pun menjawab " emang kenapa? kita udah mau sampe stasiun kota, udah deket banget dan gak mungkin turun di halte lain" masih percakapan dalam telfon. Dan ia berkata lagi "udah kalo nggak balik aja jangan ke kotu" sambil menangis. Kami pun semakn bingung mengapa kita tidak boleh ke kotu.
Dan tidak lama kemudian kami sampai di halte stasiun kota. Dan mau tidak mau kita harus turun. Lalu kami pergi ke lorong yang ada di dalam helte itu. Tidak lama kemudian salah seorang teman saya yang menelpoon kami tadi datang sambil menangis cukup kejer lah datang menghampiri kami semua.
Semua mata yang ada pada saat itu pun menatap kami dengan tatapan penuh kecurigaan. Yang mungkin ada di pikiran mereka adalah kita yang menangisi salah seorang temen saya itu. Lalu balik ke dalam cerita, ia pun menceritakan alasannya kepada kami mengapa ia menyuruh kami untuk jangan pergi kotu. Dan alasannya yaitu karena 'BADAI', ya ia bilang pada saat itu ada badai di daerah mana gitu (lupa), dan itu lokasinya tidak jauh dari kotu.
Sontak kami bingung dan saat itu kami pun percaya (masih lugu), dan akhirnya kami berunding berhubung sudah siang kami putuskan untuk pergi ke Waroeng Steak (dekat CL) dengan penuh rasa kecewa. Setelah makan kami bingung mau kemana selanjutnya. dan akhirnya kami memutuskan untuk ke CL karena paling dekat dari WS (padahal tadinya kami sepakat untuk tidak ke mall). Dan sebelum itu ia bilang ia gak ikut ikut ke CL karena takut. Dan setelah lelah kami pun pulang dengan rasa kecewa karena tidak jadi ke kotu.
Dan ternyata teman saya itu jadi ikut ke CL, dan yang paling bikin nyesek adalah TIDAK ADA BADAI SAMA SEKALI. Dan kami cukup iri dengan sekelompok teman saya yang lain yang pada saat itu juga pergi kekotu dan ia foto-foto disaana. Dan kami baru menyadari (lebih tepatnya saya) karena percaya akan ada 'BADAI' padahal hari itu sangat cerah.
Komentar
Posting Komentar