Langsung ke konten utama

LIKU LUKA


Ada seorang manusia yang memprotes keadilan Allah. Ia melihat begitu banyak ketidakadilan yang ia dapatkan. Ia menganggap Allah tidak adil karena ia begitu sering mendapatkan ujian. Sedangkan ia melihat kehidupan orang lain, hidupnya begitu damai dan lancar tanpa hambatan. Disisi lain, manusia yang lain juga mendapatkan ujian, yang ujiannya mungkin lebih besar dari manusia yang protes kepada Allah tadi. Manusia kedua ini menghadapi ujian dengan sabar dan ikhlas, karena ia tahu Allah tidak akan memberikan ujian yang melampaui kemampuan hambaNya.

Bukankah setiap orang yang mengaku beriman akan diuji oleh Allah? seperti dalam Q.S. Al Ankabut : 2. Dan setiap orang ujiannya berbeda – beda. Namanya juga hidup pasti ada ujiannya, orang sekolah dan kursus saja ada ujiannya. Allah memberikan kita ujian pasti ada maksud dan tujuannya, bisa jadi Allah menguji kita karena Allah rindu doa dan tangis kita di sepertiga malam, yang apabila Allah limpahkan kita nikmat, kita justur lupa sama Allah. Bisa juga seperti halnya ujian di sekolah yang bertujuan untuk naik kelas, nah Allah ingin kita naik level. Hanyasanya, kadang kita gak paham maksud dan tujuan Allah itu, dan menjadikan kita justru suuzon kepada Allah, kemudian kita semakin jauh dari Allah.

Ujian setiap orang berbeda, itulah yang menjadi liku – liku kehidupan manusia. Kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain, tapi kita bisa belajar dari orang lain dalam menghadapi situasi sulit. Terutama belajar dari orang – orang shalih terdahulu. Bukankah setiap shalat kita membaca Al Fatihah, yang dimana dari bacaan tersebut artinya kita meminta ditunjukkan jalan yang lurus, yakni jalan orang – orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan jalan orang – orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Minimal 17 kali kita meminta ditunjuki jalan yang lurus, jalan orang – orang shalih, apakah hidup orang – orang shalih ini mulus begitu saja tanpa liku – liku? Tentu tidak. Kita ambil contoh kisah Bilal bin Rabah, seorang budak pada masa Rasulullah yang dimana ketika beliau masuk islam beliau diuji berupa mendapat siksaan dari majikannya, dan siksaannya luar bisa sampe tubuh Bilal penuh luka, tapi Bilal tidak menggadaikan keimanan dan tetap yakin kalau Allah pasti menolongnya. Saat disiksa Bilal selalu mengucapkan Ahadun Ahad, karena itu majikannya semakin murka. Benar saja, Allah tidak akan membiarkan hambaNya sengsara, apalagi hamba Nya itu begitu yakin kepada Allah, Allah pasti menolong setiap hambaNya. Dan pertolongan Allah hadir melalui Abu Bakar Ash Shidiq, orang yang Allah pun ridha kepadanya. Mengetahui kejadian itu, Abu Bakar Ash Shidiq kemudian membebaskan Bilal, bahkan Abu Bakar pun mendeklarasikan Bilal sebagai saudaranya. MasyaAllah.

Dari kisah Bilal bin Rabbah tersebut kita dapat belajar, bahwa kita harus sabar menghadapi ujian. Sebagaimana normalnya manusia yang diuji, kadang ujian tersebut menimbulkan luka, baik luka pada fisik kita, maupun pada hati dan pikiran kita. Tapi bukankah setiap luka bisa sembuh, walau memang perlu waktu untuk sembuh dari luka itu. Seperti halnya anak kecil yang sedang berjalan, kemudian ia terjatuh dan terluka, anak kecil itu lalu menangis, ia menangis karena merasakan sakit pada dirinya, tapi kemudian anak kecil itu terus disemangati agar tak menyerah dan terus belajar berjalan, sampai akhirnya ia bisa berjalan dengan lancar. Kita pun sama, ketika mendapat ujian, kemudian terluka baik fisik atau pun hati, kemudian kita menangis atau meberikan respon tidak terima awalnya. Sungguh hal itu wajar, kita punya segala teori bahwa kita harus sabar dan ikhlas, dan seketika semua teori itu begitu sulit untuk dilakukan. Kita hanya butuh waktu sembuh dari luka itu. Sampai akhirnya kita belajar menerima luka itu dan berdamai dengan luka itu.tapi setelah itu apa? Kita harus bangkit, harus tetap semangat, dan mengambil pelajaran dari ujian yang Allah berikan.

Kalaulah guru membuat soal ujian dengan kunci jawaban, pasti Allah pun memberikan ujian dan solusi kepada kita, bahkan Allah berikan hikmah dari setiap ujian itu. Mungkin kita belum tahu saat menghadapi ujian itu, tapi nanti kita pasti akan mendapatkan jawabannya. Dan yakin Allah pasti tahu yang terbaik buat makhlukNya. Kita kadang sok tahu, dan jadi menggurui Allah. Saat kita mengingkan sesuatu, lantas kita berpikir itu yang terbaik menurut kita, padahal menurut Allah itu tidak baik buat kita. Pasti yang terjadi ya sesuai kehendak Allah, lantas kita jadi berpikir Allah tidak mengabulkan keinginan kita, kemudian kita menjadi kecewa. Tapi coba pikir baik – baik setelah itu pasti kita jadi tahu alasan Allah mengapa keinginan kita tidak terwujud. Bukankan dalam Q.S. Al Baqarah : 216 disebutkan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Sungguh Allah Maha Mengetahui, sendangkan kamu tidak mengetahui.

Jadi, hidup ini memang penuh liku – liku dan sering menjadikan kita terluka, tapi kita harus tetap sabar dan ikhlas, serta selalu berbaik sangka kepada Allah. Sebab Allah pasti memberikan yang terbaik untuk hambaNya yang beriman.

Sungguh tulisan ini dibuat, bukan bermaksud untuk menggurui siapapun. Melainkan semata – mata untuk senantiasa mengingat diri sendiri yang sering lupa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehilangan Sosok

Hemm, cukup aneh yah untuk judul artikel yang satu ini saya bikin.. kenapa yah? Tapi jujur emang seperti ini lah yang saya rasakan saat ini, bukan hanya saya sih mungkin semua anggota teater. Kenapa?? Yah karena saat ini bisa dibilang kita lagi kehilangan sosok teater yang sebenernya, lebih tepatnya sih kita kehilangan sosok seorang pelatih kita yang uda beberapa tahun melatih kita, dan dia pulalah yan mendirikan teater ini, dan dia udah sabar banget ngalatih kita selama ini tanpa mengharapkan imbalan apapun. Mungkin yang dia pengen adalah teater tetap hidup, tapi apa yang dia dapat dari ini? bukannya pujian tapi malh dia dipandang negatif oleh sekolah. Udahlah jangan mengunkit masalah itu lebih dalam yang ada malah jadi kesel sendiri. Kak kita kangen banget sama lu kak, kita pengen lu ngelatih kita lagi. Lu pernah bilang kalau kita bisa kok tanpa lu, tapi kenyataannya susah banget tanpa lu, ilmu kita belum cukup buat jadi pelatih kayak lu, emang udah banyak sih yang kakak ajarin ke...

Menyambut Sunrise di Bukit Sikunir

Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi yang terletak di Pulau Jawa. Provinsi ini memiliki tidak kurang dari 35 kabupaten dan kota. Luas wilayah provinsi Jawa Tengah adalah 32.548 km² atau sekitar 28,94% dari Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki banyak objek wisata. Objek wisata tersebut tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah. Objek wisata yang ada pun sangat beragam, mulai dari gunung, air terjun, telaga, museum, candi bahkan pantai juga terdapat di provinsi ini. Salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Tengah adalah Kabupaten Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara. Kabupaten Wonosobo merupakan daerah dataran tinggi. Karena berada di wilayah dataran tinggi sebagian besar objek wisata di Wonosobo merupakan pegunungan, kawah d...

PENTINGNYA INFORMASI

picture from google Pernahkan Anda berpikir, mengapa setiap orang mempunyai pola pikir dan pola sikap yang berbeda? Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Sebagai contoh, ada dua orang yang mendapatkan permasalahan yang sama, tapi orang tersebut mempunya respon yang berbeda, atau ada dua orang menonton berita bersama tentunya isi berita, orang yang menyampaikan, waktu penyampaian bahkan media penyampaian berita tersebut pun sama, tapi bisa jadi kedua orang tersebut memberikan respon yang berbeda. Nah apa sih yang mempengaruhi itu terjadi atau penyebab utama semua itu? Jawabannya adalah INFORMASI . Saya pertegas kata informasi disini karena inilah penyebab dari setiap pola pikir, pola sikap atau bahkan keyakinan kita dalam menghadapi sesuatu. Misalnya keadaan yang sama dihadapi oleh dua orang bisa menyebabkan perbedaan respon yang diberikan, hal tersebut disebabkan oleh perbedaan informasi sebelumnya yang diterima oleh kedua orang tersebut. Sebagai contoh, si A biasa mendapatkan ...