![]() |
picture from google |
“Siapakah superhero
yang kalian kagumi?” Kalaulah pertanyaan ini ditanyakan kepada anak – anak, mungkin
jawaban mereka tak akan jauh dari kata superman, batman, iron man, atau tokoh
fiktif di kebanyakan film. Ya, mereka hanya sebatas tokoh fiktif yang merupakan
harapan dari kebanyakan orang di dunia nyata, tapi sesungguhnya muslim punya
tokoh yang tidak kalah hebat dari si man man tadi, dan pastinya tokoh muslim
ini adalah tokoh nyata. Ialah Sang Penakluk.
Ketika disebutkan nama
Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih, mungkin masih sedikit sekali yang
mengetahuinya. Oke kita akan bahas sedikit tentang tokoh muslim yang luar biasa
ini, yang semoga kelak akan bermunculan Al Fatih lainnya. Bismillahirrahmanirrahim.
"Ketika
kami duduk di sekeliling Rasulullah Saw., tiba-tiba beliau Saw. ditanya tentang
kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma?
Rasulullah saw menjawab, "Kota Heraklius ditaklukkan terlebih dahulu
(maksudnya Konstantinopel)." (HR. Ahmad)
"Kalian
pasti akan membebaskan konsantinopel, sehebat-hebat amir (panglima perang)
adalah amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya." (HR.
Ahmad).
Dari bisyarah yang
disampaikan oleh Rasulullah, sungguh banyak para sahabat yang berlomba – lomba
untuk mewujudkan bisyarah tersebut, dan bisyarah tersebut baru terbukti bahwa
Rasullah tidak pernah salah pada tahun 1453M. Sultan Mahmed II lah sang
penakluk itu.
Mahmed II, anak yang
kelak ditakdirkan untuk menjadi sebaik – baik panglima penakluk Konstantinopel
oleh ayahnya Murad II. Mehmed II lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan bahwa
ketika menunggu proses kelahirannya, Murad II menenangkan dirinya dengan
membaca Al Qur’an dan lahirlah anaknya saat bacaannya sampai pada surah Al
Fath, surat yang berisi tentang janji Allah akan kemenangan kaum muslim.
Murad II adalah seorang
khalifah yang amat bijak dan beliau menurunkan semangat jihad dari para pendahulunya.
Awal mulai kekhalifahan utsmani yang didirikan oleh khalifah Utsman,
sesungguhnya para Khalifah dan kaum muslim berlomba – lomba untuk mewujudkan
bisyarah tersebut. Perlahan – lahan khalifah Utsman sampai Sultan Murad II
membuka jalan untuk menaklukan kota yang menjadi janji Rasulullah tersebut. Bahkan
Abu Ayyub Al Anshari seorang sahabat yang rumahnya pernah ditinggali oleh
Rusulullah pun selalu mengikuti ekspedisi penaklukan Konstantinopel bahkan saat
usia beliau 80 tahun, dan beliau pun wafat saat ekspedisi tersebut. Beliu pun
berpesan kelak apabila ia wafat dalam penaklukan Konstatinopel, ia minta agar
jasadnya dimakamkan paling dekat dengan benteng Konstatinopel tersebut. MasyaAllah.
Kembali ke Sultan Murad
II, Sultan Murad II sungguh berkeinginan untuk bisa menaklukan Konstantinopel, tapi
ia tidak bisa menaklukan kota tersebut pada masa pemerintahannya. Maka ia
menyiapkan seluruh putranya untuk menjadi ahlu
bisyarah tersebut. Sultan Murad II memiliki tiga orang putra, namun kedua
putranya dibunuh dan tinggalah Mehmed II yang merupakan anak terakhir dari
Sultan Murad II. Sultan Murad II pun mempersiapkan Mehmed II ini dengan
pendidikan yang sebaik – baiknya. Ia mencarikan guru terbaik untuk Mehmed II,
yakni Syeh Aaq Syamsudin dan Syeh Ahmad Al Qurani. Kedua gurunya ini mengajari
Mehmed II banyak hal, menceritakan tokoh – tokoh mujahid terdahulu, dan yang
paling terkenal adalah Syeh Aaq Syamsudin ini selalu menceritakan tentang
bisyarah Rasulullah yang kelak Mehmed II ini adalah orangnya yang akan
mewujudkan bisyarah ini. Bahkan dalam riwayat tertentu ada yang menyebutkan
bahwa Syeh Aaq Syamsudin ini sangat tegas, pernah suatu kali Mehmed II dicambuk
karena kesalahannya kemudian Syeh Aaq Syamsudin menyebutkan kelak begitulah
rasa sakit apabila engkau zolim terhadap rakyatmu. Mehmed II belajar banyak hal
dari kedua Syehnya, mulai dari ilmu sastra, ilmu sains, ilmu astronomi, dan
tentunya ilmu agama.
Ketika Mehmed II
berusia 18 tahun, ayahnya Sultan Murad II memberikan amanah agar ia
menggantikan posisinya sebagai Sultan. Namun saat itu Sultan Mehmed II masih
terlalu muda untuk menjadi Sultan, sehingga banyak yang tidak mempercayainya
dan meremehkannya, bahkan salah satu pejabatnya membuat konspirasi agar Sultan
Mehmed II ini diturunkan dari posisi kesultanannya dan Sultan Murad II kembali
menjadi khalifah. Konspirasi tersebut berhasil dan Sultan Mehmed II diturunkan
dari posisi Khalifah dan Sultan Murad II memintanya untuk memimpin sebuah kota
kecil. Ketika menjadi gubernur di kota tersebut, diam – diam Sultan Mehmed II
menyiapkan pasukannya yang kelak menjadi pasukan terbaiknya saat penaklukan
Konstantinopel. Pasukan tersebut tidak hanya dibekali dengan ilmu militer, tapi
juga setiap satu kelompok kecil pasukan tersebut terdapat syeh yang menjaga
akidahnya agar tetap taat beribadah dan yakin akan janji Rasulullah. Sultan
Mehmed II sudah belajar banyak, dan ia tau betul akan janji Rasulullah, dimana
sebaik – baik panglima yang akan menaklukan Konstatinopel adalah pangliman yang
paling dekat dengan Allah, dan sebaik – baik pasukan penakluk Konstantinopel
adalah pasukan yang paling dekat dengan Allah pula. Maka dari itu semenjak
Sultan Mehmed II baligh, ia tidak pernah ketinggalan solat 5 waktu berjamaah,
tidak pernah terlewat shalat rawatibnya, tidak pernah lalai dalam tahajudnya,
bahkan dalam usia 8 tahun sudah hafal 30 juz Al Qur’an.
Pada tahun 1451, Sultan
Murad II meninggal dunia. Berita meninggalnya Sultan Murad II disambut gembira
oleh kaum Kristen di Eropa dan Konstantinopel. Kegembiraan itu bertambah ketika
mereka mengetahhui bahwa Sultan Mehmed II lah yang akan menggantikan posisi
Khalifah di Utsmani. Bagi mereka, Mehmed II adalah seorang anak kecil yang
tidak berpengalaman, lalai, polos dan lemah seperti yang dikabarkan kepada
mereka oleh utusan yang datang ke Utsmani. Tapi dari anggapan itu, sungguh
mereka telah salah besar, dan menjadikan mereka tidak terlalu waspada kepada
Sultan Mehmed II. Sambil menjalankan dan beradaptasi dengan pemerintahan awal,
Sultan Mehmed II menyiapkan berbagai strategi peperangan yang akan digunakan
untuk menaklukan Konstantinopel. Sultan Mehmed II tahu betul bahwa ia harus menggunakan
strategi diluar dari biasanya untuk menaklukan kota tersebut, sebagaimana
strategi yang Rasulullah gunakan untuk dapat memenangkan setiap peperangan.
23 Maret 1453, pada
hari Jum’at yang suci bagi kaum muslim, Sultan Mehmed II bertolah dari Edirne
dengan seluruh pasukan artileri, kavileri, dan infanterinya. Diantara pasukan
perang terdapat para ulama yang selalu membacakan doa dan ayat – ayat Al Qur’an
agar mereka selalu mengingat Allah Swt dalam setiap masa. Total pasukan yang
dikumpulkan oleh Sultan Mehmed II ini mencapai 250.000 personel. Sultan Mehmed
II membagi pasukannya menjadi beberapa kelompok penyerangan, ada yang menyerang
dengan jalur darat da nada yang menyerang dengan jalur laut. Penyerangan menggunakan
jalur darat mengalami hambatan yang besar, walaupun pasukannya menggunakan
meriam besar yang pada masa itu menjadi sangat mengesankan, tetapi meriam tersebut
tidak efektif menghancurkan tembuk pertahanan Konstantinopel, karena meriam
tersebut setelah meledakan bola besar tidak bisa langsung meledakan lagi bola
berikutnya. Selain itu, pasukannya pun belum dapat melewati parit selebar 18-20
meter dengan kedalaman 6-10 meter. Di jalur laut pun, sultan Mehmed II
mendapati kapal pasukannya dibakar oleh pasukan musuh, hanya beberapa kapal
yang terselamatkan. Penyerbuan ia pun mengalami kegagalan yang luar biasa, dan
menyebabkan mental pasukannya menurun. Mulai banyak perkataan sumbang di sela –
sela pasukannya. Sultan Mehmed II pun, tak kalah kebingungan, ia pun
menghentikan ekspedisi sementara, dan ia banyak berkonsultasi dengan syeh Aaq
Syamsudin dan Syeh Ahmad Al Qurani. Kedua gurunya pun meyakinkan Sultan Mehmed
II untuk melanjutkan penaklukan tersebut dan meyakinkan bahwa Mehmed II lah
yang akan mewujudkan bisyarah Rasulullah tersebut.
Sultan Mehmed II pun
melanjutkan ekspedisi tersebut, dan kali ini pasukan Konstantinopel dibuat
untuk ekstra bertahan. Sultan Mehmed II menggunakan strategi yang sulit
dibayangkan oleh pasukan musuh, Sultan Mehmed II memindahkan kapal – kapal yang
tersisanya dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk Emas melalui bukit Galata
(jalur darat) dalam waktu satu malam. Pasukan musuh pun terkaget – kaget mendapati
saat paginya seluruh kapal Utsmani sudah berada di Selat Tanduk Emas. Pertahanan
awal Konstatinopel pun terbobol ketika pasukan Utsmani berada di Selat Tanduk
Emas. Keesokan harinya Sultan Mehmed II membuat kejutan lainnya ketika pagi
hari pasukan musuh mendapati benteng pasukan Utsmani sudah berdiri berhadapan
dengan bentengnya. Pasukan musuh semakin terancam dan pertempuran jarak dekat
tidak dapat dihindarkan. Pada 29 Mei 1453, pasukan Sultan Mehmed II berhasil
menaklukan Konstantinopel. Berita keberhasilan tersebut dengan cepat tersebar
kesuruluh penjuru negeri. Kaum muslim yang ada di seluruh negeri pun bergembira
dengan penaklukan tersebut, tetapi berlawanan dengan kaum Kristen yang amat
ngeri dan sedih karena Konstantinopel sudah jatuh ke tangan Muslim. Sultan
Mehmed II pun berpesan kepada seluruh pasukan agar tidak menjarah kota dan
tidak mengganggu penduduk kota Konstatinopel dan pasukannya pun menuruti
perintah dari pempinnya tersebut. Atas keberhasilan penaklukan Konstantinopel
pada tahun 1453 M itu Sultan Mehmed II digelari sebagai Muhammad Al Fatih.
Sultan Mehmed II berhasil menaklukan kota Konstantinopel pada usia 21 tahun. Disebutkan
dari berbagai riwayat, tidak lama setelah penaklukan Konstantinopel itu,
Muhammad Al Fatih menyiapkan pasukannya untuk penaklukan Roma. Tapi Allah
berkehendak lain, ketika dalam perjalanan menuju Roma, Sang Penakluk tersebut
meninggal karena penyakitnya. Roma menyambut kabar meninggalnya Muhammad Al
Fatih dengan sangat gembira bahkan mereka sampai menggelar pesta yang besar.
Dari sini Allah menginginkan
suatu saat kelak bermunculan Muhammad Al Fatih baru yang akan menaklukan Roma,
menjadi ahlu bisyarah kedua setelah Sultan Mehmed II.
Sekian cerita singkat
mengenai tokoh luar biasa Muhammad Al Fatih, sungguh masih banyak hal yang
tidak saya tuliskan disini. Ini hanya sebagai awalan, yang saya harap nantinya
kalian bisa mencari tahu lebih banyak lagi tentang tokoh hebat muslim lainnya.
Sumber :
Siauw, Felix. 2011. Muhammad Al Fatih 1453. Jakarta : Alfatih Press
Komentar
Posting Komentar