Langsung ke konten utama

Pendidikan Berbudaya atau Budaya Berpendidikan

picture from google
Pendidikan adalah sebuah kata yang tidak asing dalam benak dan pikiran sesesorang diera globalisasi ini. Apalagi dizaman yang sudah modern, tentunya pendidikan sudah menjadi sebuah kebutuhan seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Menurut Sri Martini (2013) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pendidikan” dijelaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehingga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Tokoh nasional Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara juga menyebutkan, “Satu-satunya yang dapat mengubah nasib bangsa hanyalah pendidikan.” Karena dari pendidikanlah semua berasal, misalnya kini orang dapat dengan mudah menikmati cahaya penerangan dengan menggunakan listrik. Kemudian bermunculan banyak politisi yang mendukung demokrasi pemerintahan dalam suatu bangsa. Beberapa contoh yang disebutkan dapat terjadi karena adanya pendidikan baik pendidikan bidang sains ataupun bidang sosial. Berdasarkan pendapat dari Ki Hajar Dewantara dapat kita ketahui pentingnya sebuah pendidikan bagi sebuah bangsa, karena maju atau tidaknya sebuah bangsa dapat diukur melalui pendidikan di bangsa tersebut. Sehingga dalam UUD 1945 pun disebutkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan.

Pendidikan juga merupakan sebuah proses artinya hasil yang diinginkan tidak terjadi secara instan. Menurut Sri Martini (2013) yang ditulis dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan, proses pendidikan merupakan kegiatan utama pengubahan input (siswa) menjadi output (keluaran) disinilah peran utama pendidikan, tentunya keluaran yang diharapkan disini adalah keluaran yang lebih berkualitas baik dari segi moral, pengetahuan, dan sikap. Selain itu, pendidikan juga dapat dilihat sebagai sistem artinya terdapat komponen-komponen pendidikan yang saling berinteraksi dan berfungsi untuk mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu meliputi guru, fasilitas penunjang, dan siswa. System yang dibuat pun harus sesuai dengan budaya yang ada, tidak boleh melanggar atau bertentangan dengan budaya yang berlaku dalam masyarakat. Sistem dan komponen inilah yang menentukan baik atau buruknya sebuah pendidikan yang ada, artinya apabila system dan komponen ini memiliki kualitas yang baik, maka pendidikanya yang tercipta pun akan berkualitas baik pula, namun apabila system dan komponen berkualitas buruk maka pendidikan yang tercipta pun akan buruk pula.
Budaya merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang ada di dalam suatu masyarakat. Budaya sendiri terbentuk bukan dalam waktu singkat, melainkan melalui perjalanan yang panjang dalam tata kehidupan di masyarakat. Menurut Kroeber dan Kluckhoh yang ditulis dalam Mudji dan Hendar (2005:8) mendifinisikan budaya secara deskriptif merupakan totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukan ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya. Berdasarkan definisi tersebut maka budaya yang ada akan mempengaruhi tindakan, sikap ataupun kebiasaan yang ada di dalam suatu masyarakat. Aturan dan norma yang dibuat pun dipengaruhi oleh budaya yang berkembang dalam suatu lingkungan masyarakat. Misalnya dalam sebuah masyarakat di daerah Jawa Tengah yang terkenal dengan budaya tutur kata yang sangat lembut, sehingga banyak keluarga di Jawa Tengah menanamkan aturan untuk tidak berbicara dengan nada tinggi. Aturan yang ada di suatu negara tentunya berbeda dengan aturan yang ada di negara lain, karena budaya yang ada di setiap negara berbeda. Seperti aturan yang ada di Indonesia tentunya berbeda dengan aturan yang ada di Amerika, karena budaya Indonesia dan Amerika tidaklah sama.
Indonesia sendiri terkenal akan budaya dan kearifan local yang sangat melimpah. Mulai dari pulau paling barat sampai pulau paling timur memiliki budaya yang sangat beragam. Keragaman budaya yang sangat melimpah di Indonesia itulah salah satu kekayaan yang dimiliki. Budaya yang ada di Indonesia akan mempengaruhi pendidikan yang ada di Indonesia pula. Sebagai contoh di Indonesia memiliki budaya yang ramah, sehingga dalam lingkungan sekolah dibuat aturan untuk budaya 3S (Senyum, Salam dan Sapa). Sehingga dalam pendidikan pun harus dilengkapi dengan sikap berbudaya. Dengan demikian pendidikan berbudaya pun mulai terapkan dengan dibentuknya kurikulum nasional. Kurikulum nasional ini dikenal dengan pendidikan karakter, dimana karakter yang ingin dibentuk oleh kurikulum ini adalah dalam segi sikap, pengetahuan, dan moral yang sesuai dengan budaya dan identitas bangsa.
Harapan dari pendidikan berbudaya ini adalah agar generasi bangsa tahu dan paham akan karagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, yang nantinya para penerus bangsa dapat melestarikan bahkan mengenalkan budaya Indonesia ke kancah Internasional. Pendidikan bukan sekedar budaya yang dilakukan secara terus menerus menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat, melainkan pendidikan haruslah mencapai sebuah tujuan tujuan yakni membuat bangsa Indonesia maju dan rakyat yang sejahtera. Banyak pemimpin di Indonesia yang memiliki pendidikan tinggi namun tidak berbudaya dan alhasil hanya membuat rakyat semakin sengsara dengan memakan uang rakyat. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah pendidikan yang berbudaya agar  dapat membuat Indonesia Jaya dan pendidikan berbudaya inilah yang akan menciptakan pemimpin – pemimpin yang berbudaya pula karena untuk membuat Indonesia Jaya sangat diperlukan pemimpin yang berbudaya sesuai dengan identitas bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesempatan Hanya Datang Sekali!

Assalamualaikum kawan... Kali ini saya hanya ingin berbagi motivasi dan pengalaman sama kalian semua. Nah untuk judaul artikel yang satu ini pasti sudah umum banget untuk di perbincangkan, dan tentunya kalian pasti pernah ngalamin sendiri kejadian seperti ini, yah sama halnya dengan saya. KESEMPATAN? apa sih yang ada di benak kalian ketika mendengar kata itu? Tentunya banyak sekali definisi atau pengertian yang kalian tahu mengenai kata tersebut.

Cara Mengecek Baterai Handphone

Assalamualaikum.. Kawan kali ini saya ingin berbagi pengetahuan sama kalian yang sebenernya udah cukup lama di dapat tapi baru sempat share.. Nah zaman sekarang tuh, teknologi sudah berkembang dengan sangat cepat, dan tentunya handphone sudah tidak asing dengan kehidupan orang-orang. Apalagi gak sedikit juga yang ketergantungan sama hp.. hayoo ngaku.., heheh Nah, pernah gak sih kalian ngerasa kok baterai hp kalian boros banget atau kok kalo di charge gak penuh-penuh? Kemungkinan besar hal itu bisa terjadi karena ada masalah dengan baterai hp kalian.. gak usah terlalu banyak prolog langsung aja ya..

‘ENAK’ HIDUP DI ZAMAN RASULULLAH

picture from google Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa “Masa yang terbaik adalah pada masa ku (Rasulullah), kemudian masa berikutnya dan masa berikutnya.” Bisa dibayangkan saat ini kita hidup dimasa yang sangat jauh dengan masa Rasulullah, dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa masa kita saat ini sangat berbeda jauh dengan masa Rasulullah dimana keimanan para sahabat Rasulullah yang sangat luar biasa tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan keimanan kita saat ini. Bisa kita ambil contoh salah satu sahabat yang kekayaannya sangat luar biasa, dijamin masuk surga, termasuk dalam salah satu Khalafaur Rasyidin (Pemimpin yang bijaksana). Utsman bin Affan. Itulah nama beliau, dimana beliau juga termasuk kedalam sahabat yang awal mengimani Rasulullah setelah diajak oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Beliau termasuk sahabat Rasulullah yang memiliki kekayaan melimpah, tapi dari kekayaan itu tidak menjadikan beliau cinta dunia dan gelap mata lantas menghambur – hamburkan ke dalam kesenangan f